Macam-macam Gua dan Etika Penelusuran Gua

Gua memiliki macam-macam jenisnya untuk di kawasan Indonesia sendiri lebih banyak gua berjenis batuan kapur seperti yang di wilayah Nusakambangan Cilacap dan Kebumen. Berikut adalah jenis-jenis gua berdasarkan pembentukanya:

  1. Gua Karst (gua kapur) adalah gua yang terbentuk akibat air hujan yang mengandung Co2, dan melarutkan zat kapur melalui celah-celah dalam kurun waktu yang lama.
  2. Gua litoral adalah gua yang terbentuk akibat pengikisan gelombang air laut (abrasi).
  3. Gua lava (gua vulkanik) adalah gua yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik gunung berapi lava yang mengalir kebawah membentuk alur memanjang.
  4. Gua es adalah gua yang materi pembentuknya terdiri dari es, akibat dari es yang mencair.
  5. Gua patahan adalah gua yang terbentuk dari patahan dua permukaan yang membentuk ruang di bawah tanah.
  6. Gua karang adalah gua yang terbentuk karena hantaman ombak laut pada tebing karang.
  7. Gua pasir adalah gua yang terbentuk dari lapisan batu pasir ditengah lereng bukit yang terkikis air mengalir.

GUA KARST (KAPUR)

gua-karts

GUA LAVA

gua-lava

GUA ES

gua-es

GUA KARANG

goa-pasir

GUA PASIR

gua-es

Selain jenis-jenis gua berdasarkan pembentukannya, ada jenis gua berdasarkan paramaternya:

  1. Gua aktif adalah gua yang ornamennya masih hidup.
  2. Gua pasif (gua fosil) adalah gua yang ornamenya sudah mati.

Setelah membahas tentang jenis-jenis gua berdasarkan pembentukannya dan parameternya. Kita juga harus mematuhi adat istiadat ketika kita masuk ke gua, dangan mematuhi Etika dan aturan Penelusuran Gua. Berikut adalah Etika dan aturan Penelusuran Gua:

  1. Sejak semula harus disadari bahwa seorang penelusur gua dapat merusak gua, karena membawa kuman, jamur, virus asing kedalam gua dan lingkungan yang masih murni dan tidak tercemar karena itu penelusur gua memiliki etika dalam penelusuran gua yaitu :
  2. Jangan mengambil sesuatu kecuali gambar.
  3. Jangan meninggalkan sesuatu kecuali jejak.
  4. Jangan membunuh sesuatu kecuali waktu.
  5. Jangan mematahkan sesuatu kecuali ego.
  6. Menelusuri gua harus disertai kesadaran, serta tidak memandang rendah keterampilan dan kesanggupan sesama penelusur sebaliknya ketidak mampuan tidak perlu ditutupi oleh rasa malu. Bertindaklah sewajarnya tanpa membohongi diri sendiri atau orang lain apabila tidak sanggup tetapi dipaksakan akan menyebabkan akibat buruk yang tidak dipertanggungjawabkan, juga melanggar etika bila memaksakan diri melakukan tindakan-tindakan diluar kemampuan teknis juga apabila belum siap mental atau kesehatan kurang fit.
  7. Menunjukan rasa hormat terhadap sesama penelusur gua dengan cara :
  8. Tidak menggunakan bahan-bahan atau peralatan yang disediakan oleh rombongan lain tanpa persetujuan mereka.
  9. Jangan membahayakan penelusur lain, misalnya menimpakan batu ketika ada penelusur lain didalam gua, memutuskan tali yang sudah terpasang, memindahkan tangga atau alat-alat lain yang dipasang oleh penelusur gua lain.
  10. Jangan melakukan penelitian yang sama apabila ada rombongan lain yang sedang mengerjakan.