Penelusuran Gua (Caving)

Caving (susur gua) caving ialah kegiatan penelusuran gua. Secara  umum menurut ketentuan internasional, setiap kegiatan penelusuran gua harus mempunyai tujuan ilmiah dan
konservasi (upaya perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan) sedangkan kalau untuk tujuan wisata maka hanya diperkenankan pada gua-gua khusus yang telah dibuka sebagai obyek wisata dan telah dikelola secara profesional, lintas sektoral dan terpadu.

Ilmu yang mempelajari tentang caving (gua dan lingkungan) adalah Speleologi. Speleologi diambil dari kata yunani, yaitu speleion yang berarti gua dan logos yang berarti ilmu. Jadi speleologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gua dan lingkunganya. Menurut IUS (International Union of Speleologi) anggota komisi X UNESCO PBB, gua adalah setiap ruang bawah tanah yang dapat dimasuki  orang. Menurut R. K. T. Ko. (speleologiawan), gua adalah setiap ruang bawah tanah baik terang maupun gelap, luas maupun sempit, yang terbentuk melalui sistem percelahan, rekahan atau aliran sungai yang membentuk suatu lintasan aliran sungai dibawah tanah.

SONY DSC

Penelusuran gua memiliki sejarah pertama kali dilakukan oleh John Beamount, seorang ahli bedah yang berasal dari Somerset, England (1674). Ia tercatat sebagai orang pertama yang menelusuri gua sumuran atau vertical sedalam 20 meter dan menemukan ruangan  sepanjang 80 meter, lebar 3 meter serta tinggi 10 meter. Dengan menggunakan penerangan lilin. Pada tahun 1670-1680 ialah Baron Johar Valsavor dan Selvenia, ia pernah mengunjungi 70 gua, membuat peta, dan mensketsa dan melahirkan buku setebal 2800 halaman.

Secara umum penelusuran gua sudah dilakukan sejak zaman pra sejarah. Manusia purba menggunakan gua sebagai tempat tinggal yang aman, hal ini dibuktikan dengan di temukannya bekas telapak tangan, lukisan hewan buruan, perkakas-perkakas yang terbuat dari batu serta fosil manusia purba itu sendiri.

Secara khusus eksplorasi pertama tercatat pada tahun 1674 oleh John Beaumount di Inggris, kemudian pada abad ke-19 Eduard Alfred Martel berhasil mengembangkan teknik penelusuran gua serta metode pencatatan ilmiah bagi lingkungan gua dengan menggunakan alat yang lebih lengkap, usaha ini dianggap sebagai revolusi dibidang penelusuran gua sehingga ia disebut sebagai “Bapak Speleologi Modern”.

Di Indonesia, penelusuran  gua dimulai sejak tahun 1979 dengan berdirinya “SPECAVINA” oleh Norman Edwin dan Dr. R. K. T. Ko. Selanjutnya bercabang menjadi “Gerba Bumi” yang diketuai oleh Norman Edwin, yaitu sekelompok penelusur gua yang bercondong kedalam petualangan dan olahraga dan Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia (HIKESPI) yang diketuai oleh Dr. R. K. T. Ko, yaitu kelompok penelusur gua yang berkiblat pada penelitian ilmiah dan konservasi. Kemudian muncul kelompok-kelompok penyusur gua lainnya.

Leave a comment